Melihat kawasan Gunung Krakatau di
Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang
sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan
sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba,
yang merupakan
induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari
bebatuan andesitik.
Catatan mengenai letusan Krakatau
Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari
tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
“
|
Ada
suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula
goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian
datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai
menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara
dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan
pulau Sumatera
|
”
|
Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam
yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut
disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini
mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai
11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga
perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat
Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai
Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini
disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi.
Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara
signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Letusan ini juga dianggap turut
andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya,
Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca
di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau
Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan
muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk
perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10
derajat selama 10-20 tahun.
Sumber: www.wikipedia.com
0 komentar:
Posting Komentar